.Mencoba Ratangga, MRT Baru Jakarta.

20190405_074138.png
Ratangga di stasiun Blok A

Setiap hal baru biasanya menimbulkan rasa penasaran yang hanya bisa dituntaskan dengan mencoba. Salah satu yang teranyar dan hits banget bulan ini adalah MRT (moda Raya Terpadu) Jakarta. MRT Jakarta punya nama Ratangga yang dalam bahasa Jawa kuno berarti kereta perang.

Hampir semua media sudah mengulas hebohnya uji coba Ratangga. Mulai dari hal teknis terkait keretanya sampai ragam perilaku penumpang saat naik moda transportasi ini. Sebagai orang yang juga penasaran, saya akhirnya mencoba naik MRT Jakarta. Tepatnya Sabtu tanggal 30 Maret 2019 alias kemarin. Mumpung lagi ada perlu di Jakarta dan MRT masih memberi tiket gratis. Setelah booking di Bukalapak, dimulailah pengalaman baru naik Ratangga.

Perjalanan MRT Jakarta dimulai dari stasiun Lebak Bulus dan berakhir di stasiun Bundaran HI melintasi 11 stasiun. Sebelas stasiun tersebut terbagi menjadi stasiun layang dan stasiun bawah tanah. Untuk percobaan pertama, saya naik dari stasiun Blok A. Sabtu lalu stasiun Blok A masih berbenah. Secara umum, stasiunnya luas, bersih dan fasilitasnya lengkap. Kepadatan penumpang juga biasa saja. Stasiun Blok A merupakan stasiun layang. Untuk ke peron, ada dua eskalator yang harus dilewati. Kalo mau pakai tangga juga bisa. Lumayan lah buat olahraga.

20190401_095033.jpg
Stasiun Blok A, 30 Maret 2019
20190330_101837.jpg
Pilih kiri atau kanan?
20190401_095207.jpg
Tap tiket di sini

Kereta tiba di stasiun blok A dalam kondisi lumayan penuh. Pak satpam yang berjaga mengarahkan penumpang untuk naik di gerbong belakang yang relatif lebih longgar daripada gerbong depan. Sekitar 10 menit sampailah saya di stasiun Istora. Stasiun Istora merupakan stasiun bawah tanah. Saya dan teman berjalan ke pintu keluar menggunakan tangga. Kebetulan ngga ada eskalator di pintu keluar yang kami lewati. Lanjutkan membaca “.Mencoba Ratangga, MRT Baru Jakarta.”